Senin, 12 Agustus 2019

RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN

Hari/Tanggal : Selasa, 13 Agustus 2019
Tema 2          : Persatuan dalam Perbedaan
Sub Tema 1   : Rukun dalam Perbedaan
Pembelajaran : 5 (lima)
Muatan PB     : Bahasa Indonesia, PPKn

Selamat berjumpa kembali ….
Kali ini ibu menghadirkan rangkuman materi pembelajaran di kelas 6 pada tema 2 Persatuan dalam Perbedaan khususnya Subtema 1 Rukun dalam Perbedaan Pembelajaran 5.

IPS
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan yang dilakukan tanggal 17 Agustus 1945 menjadi insiden penting bagi bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut menjadi tonggak sejarah dimana bangsa Indonesia berhak atas kemerdekaan dan wajib mempertahankannya. Diawali dengan dijatuhkannya bom atom oleh tentara Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus 1945 di kota Hiroshima dan pada tanggal 9 Agustus 1945 di kota Nagasaki, Jepang karenanya mengalah kepada tentara Sekutu. Peristiwa ini dijadikan
kesempatan oleh bangsa Indonesia untuk segera membebaskan diri dari penjajahan bangsa Jepang.

Teks proklamasi ditulis di rumah Laksamana Tadashi Maeda, Jl. Imam Bonjol No. 1. Para penyusun teks proklamasi ialah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Achmad Soebardjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno. Saat itu hadir pula B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan biar yang menandatangani teks proklamasi itu ialah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik.

Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur No. 56 telah hadir, antara lain, Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani, dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks.
Kemudian bendera Merah Putih yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan.

Pengibar Sang Saka Merah Putih
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan melibatkan banyak pihak. Salah satunya ialah mereka yang mengibarkan Sang Saka Merah Putih. Abdul Latif Hendraningrat ialah salah satu pengibar bendera pada 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur, Jakarta. Ia ialah lulusan Sekolah Tinggi Hukum. Saat menjadi mahasiswa, ia mengajar Bahasa Inggris di beberapa sekolah menengah swasta, ibarat yang dikelola oleh Muhammadiyah dan perguruan tinggi rakyat. Ia juga ditugaskan ke New York untuk memimpin rombongan tari. Abdul Latif Hendraningrat pernah menjadi pasukan Pembela Tanah Air (PETA) dan ikut dalam banyak sekali pertempuran. Ia pernah menjabat komandan komando kota ketika Belanda menyerbu Yogyakarta (1948). Kemudian ia ditunjuk sebagai atase militer RI untuk Filipina (1952), kemudian dipindahkan ke Washington sampai tahun 1956.

SBdP
Pola Lantai Vertikal (Lurus)
Tari klasik banyak memakai pola lantai vertikal. Penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. Pola lantai ini memperlihatkan kesan sederhana, Pola Lantai
Contoh : Tari Yospan dari Papua. Tari Serimpi dari Jawa Tengah dan Tari Baris Cengkedan dari Bali.


Diagonal
Penari berbaris membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri.tetapi kuat. pola Tari Gending Sriwijaya, Sumatra Selatan

tari Gending Sriwijaya
Pola Lantai Garis Melengkung
Penari membentuk garis lingkaran. Tari rakyat dan tari tradisional banyak memakai pola ini. Pola lantai ini memberi kesan lemah dan lembut.
Contoh : Tari Ma’badong, Toraja, Sulawesi Selatan dan Tari Randai, Sumatra Barat.


Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1. Mengapa Jepang mengalah pada sekutu ?
2. Di mana Ir. Sokano dan teman-temannya menyiapkan teks proklamasi ?
3. Ceritakan tentang peran BM Diah dalam peristiwa persiapan proklamasi kmerdekaan ?
4. Siapakah yang mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani Ir. Soekarno dan Moh. Hatta ?
5. Apa peran Fatmawati dalam mempersiapkan kemerdekaan RI ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar